KENDARI – SULTRAICON.COM || Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Kemuhammadiyahan (MKCHM) terus menegaskan perannya sebagai fondasi penting dalam membentuk karakter dan cara pandang mahasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Lebih dari sekadar matan keyakinan pengantar organisasi, MKCHM menjadi ruang strategis untuk memperkuat identitas keislaman, memperluas wawasan keilmuan, serta menumbuhkan kesadaran intelektual generasi muda dalam bingkai Islam Berkemajuan.
Dalam dinamika pendidikan tinggi yang bergerak cepat, MKCHM hadir memberikan pemahaman mendalam bahwa Islam bukanlah agama yang statis. Melalui pembelajaran yang terstruktur, mahasiswa diajak melihat agama sebagai energi moral dan intelektual yang mampu mendorong inovasi, perbaikan sosial, dan kemajuan peradaban. Hal ini sejalan dengan gagasan besar perjuangan Muhammadiyah sejak era pendirinya, KH. Ahmad Dahlan.
Salah satu kekuatan utama MKCHM terletak pada pendekatannya yang menempatkan agama dan sains sebagai dua unsur harmonis yang saling menguatkan. Di tengah perdebatan modern tentang hubungan agama dan ilmu pengetahuan, Muhammadiyah menawarkan paradigma integratif bahwa pencarian ilmu merupakan bagian dari ibadah dan kemajuan umat harus bertumpu pada rasionalitas, etika, dan pemahaman keagamaan yang moderat. Pendekatan ini menjadi relevan pada era digital, ketika tantangan intelektual dan problem moral semakin kompleks.
Sejarah panjang Muhammadiyah menunjukkan bagaimana agama bisa menjadi pendorong transformasi sosial. Melalui tokoh-tokohnya, seperti KH. Ahmad Dahlan dan Buya Hamka, Muhammadiyah membuktikan bahwa pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kemanusiaan adalah bagian dari dakwah yang lebih luas. MKCHM mengajak mahasiswa memahami bahwa gerakan Islam Berkemajuan melahirkan ribuan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, serta aksi kemanusiaan yang membawa dampak nyata bagi bangsa.
MKCHM juga membangun kesadaran sosial mahasiswa. Di tengah isu kemiskinan, ketidakadilan, hoaks, degradasi moral, dan krisis kemanusiaan, MKCHM menegaskan bahwa kontribusi kepada masyarakat tidak harus dilakukan di mimbar. Mengedukasi publik, membantu sesama, hingga menghasilkan karya ilmiah bermanfaat adalah bagian dari dakwah nyata yang relevan bagi mahasiswa masa kini.
Tidak sedikit mahasiswa yang pada awalnya belum mengenal secara mendalam nilai dan visi Muhammadiyah. MKCHM menjadi jembatan yang menghubungkan mereka dengan identitas keilmuan kampus, sekaligus membangun rasa memiliki terhadap lingkungan akademik. Pemahaman akan sejarah dan prinsip gerakan memperkuat motivasi mahasiswa untuk terlibat dalam upaya kolektif memajukan kampus dan masyarakat.
Lebih jauh, MKCHM menghadirkan kisah inspiratif dari perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah, yang memberikan teladan tentang keberanian, keteguhan, dan kesederhanaan dalam membawa perubahan. Kisah ini menjadi pengingat bahwa ketangguhan moral dan kesadaran sosial adalah kunci menghadapi tantangan akademik maupun perubahan sosial di era modern.
Secara konseptual, MKCHM mengajarkan bahwa keberkahan ilmu dan amal hanya dapat diraih melalui perpaduan antara spiritualitas, rasionalitas, dan aksi nyata. Mata kuliah ini mendorong mahasiswa menjadi pribadi yang kritis, beretika, kompeten, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Secara keseluruhan, MKCHM bukan sekadar matan keyakinan, melainkan kompas moral dan intelektual bagi mahasiswa PTM. Di tengah derasnya arus globalisasi, MKCHM hadir sebagai ruang transformasi yang meneguhkan identitas, memperkaya pandangan, dan membentuk generasi Islam Berkemajuan yang siap melanjutkan perjuangan melalui ilmu, akhlak, dan pengabdian sosial.
Dengan demikian, MKCHM menjadi pilar penting dalam mencetak pribadi unggul yang berkontribusi bagi umat, masyarakat, dan bangsa sebuah manifestasi nyata dari integrasi iman, ilmu, dan amal dalam tradisi besar Muhammadiyah.
Editor :red