Daerah

Fajar Ishak Resmi Pimpin Hanura Sultra, ASR Tekankan Pentingnya Sinergi Politik

80
×

Fajar Ishak Resmi Pimpin Hanura Sultra, ASR Tekankan Pentingnya Sinergi Politik

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Fajar Ishak menegaskan langkah awal kepemimpinannya adalah memperkuat konsolidasi internal, mengingat hasil Pemilu 2024 menunjukkan penurunan kursi Hanura di Sultra

KENDARI —SULTRAICON.COM.|| Musyawarah Daerah (Musda) IV DPW Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi menetapkan Fajar Ishak Daeng Jaya sebagai Ketua DPW Hanura Sultra periode 2025–2030.

Pembukaan Musda berlangsung meriah dengan penampilan tarian daerah dari empat etnis besar di Sultra. Tarian tersebut meliputi Tari Linda dari Muna, Tari Lariangi dari Buton, Tari Lumense dari Moronene, serta Tari Mondotambe dari Tolaki. Pertunjukan ini menjadi simbol persatuan dalam keberagaman etnis di Bumi Anoa.

Dalam pidato perdananya sebagai ketua terpilih, Fajar Ishak menegaskan langkah awal kepemimpinannya adalah memperkuat konsolidasi internal, mengingat hasil Pemilu 2024 menunjukkan penurunan kursi Hanura di Sultra.

“Ini tantangan serius bagi kami. Karena itu, hal pertama yang akan dilakukan adalah merangkul kekuatan lama dan menggabungkannya dengan energi baru, sehingga potensi kader bisa dimaksimalkan,” ujarnya.

Pantauan Sultraicon, pernyataan Fajar ini langsung disambut tepuk tangan oleh kader yang hadir. Banyak yang mengangguk tanda setuju ketika ia menegaskan Hanura tidak pernah kekurangan kader, hanya saja potensi yang ada belum sepenuhnya diaktifkan.

Fajar menegaskan, pihaknya akan melakukan rekrutmen, restrukturisasi, dan penataan organisasi hingga ke tingkat ranting, kelurahan, bahkan desa. “Kami harus memastikan Hanura siap diverifikasi pada 2027. Setelah Musda ini, kami lanjutkan dengan musyawarah cabang di 17 kabupaten/kota,” jelasnya.

Lebih jauh, ia memperkenalkan istilah “pelari hebat” untuk menggambarkan kader unggulan yang dipersiapkan menghadapi Pemilu 2029 dan Pilkada 2031. “Kader yang tidak kuat berlari akan ditempatkan sesuai posisinya, sementara pelari hebat akan kami dorong untuk mengejar ketertinggalan,” tegasnya.

Di akhir pidato, Fajar optimistis bahwa Sultra tetap menjadi lumbung suara Hanura. “Hanura sudah ada di hati masyarakat Sulawesi Tenggara. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan potensi itu agar kembali menjadi kekuatan besar,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Sultra ASR yang turut hadir dan membuka Musda, menekankan bahwa setiap langkah politik adalah pilihan yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab tanpa penyesalan.

ASR menegaskan pentingnya mendukung kebijakan DPP agar partai berjalan konsisten sesuai arah perjuangan. “Upaya kita menghilangkan sekat-sekat bukan berarti menghilangkan demokrasi. Justru dengan pola pemilihan yang lebih terbuka, demokrasi akan semakin hidup dan berorientasi pada kebersamaan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa seorang gubernur maupun ketua partai tidak dapat bekerja sendiri. Sinergi dengan legislatif, lembaga terkait, serta seluruh kader sangat dibutuhkan untuk memastikan arah kebijakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Kita tidak hanya membutuhkan suara lantang, tetapi juga pemikiran kritis dan konstruktif. Dengan begitu, setiap keputusan yang lahir lebih matang dan benar-benar berpihak kepada rakyat,” tegas ASR.

Reporter: Ali Okong

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *