Daerah

Diduga Galian C Ilegal Menggila di Toburi, LIN Bombana Desak Negara Tak Boleh Kalah dari Mafia Tambang

105
×

Diduga Galian C Ilegal Menggila di Toburi, LIN Bombana Desak Negara Tak Boleh Kalah dari Mafia Tambang

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Lembaga Investigasi Negara (LIN) Kabupaten Bombana menegaskan, praktik tambang ilegal ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan masyarakat

BOMBANA — SULTRAICON.COM.|| Diduga Aktivitas tambang galian C ilegal di Desa Toburi, Kabupaten Bombana, makin meresahkan. Dari hasil pemantauan lapangan, kegiatan tambang yang berlangsung tepat di pinggir jalan utama desa itu berjalan secara terang-terangan dengan menggunakan alat berat jenis excavator dan dump truck, tanpa sedikitpun menunjukkan rasa takut pada hukum. (6/10/2025)

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Lembaga Investigasi Negara (LIN) Kabupaten Bombana menegaskan, praktik tambang ilegal ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan masyarakat. Letak tambang yang berada di tepi jalan umum dinilai rawan longsor dan bisa memakan korban jiwa kapan saja.

Ketua DPC LIN Bombana dalam pernyataannya menyebut, negara seakan kalah di hadapan mafia tambang yang mencari untung di atas penderitaan rakyat. “Kami tidak akan tinggal diam. Negara tidak boleh tunduk pada kepentingan kelompok kecil yang merusak lingkungan, merampok kekayaan alam, dan menebar ancaman bagi rakyat kecil,” tegasnya lantang.

Ironisnya, aktivitas ilegal ini justru menunjukkan betapa lemahnya pengawasan pemerintah daerah. Aparat seakan menutup mata, sementara alat berat bekerja siang-malam di depan mata publik. Bagi LIN, pembiaran ini bukan hanya kelalaian, tapi indikasi kuat adanya permainan dan bekingan dari pihak-pihak tertentu yang selama ini melindungi para pelaku.

Tak hanya soal keselamatan, galian C ilegal di Toburi juga mencuri potensi pendapatan daerah. Pajak dan retribusi yang seharusnya masuk ke kas daerah hilang begitu saja. Bombana rugi miliaran rupiah, sementara segelintir orang menumpuk keuntungan dari bisnis haram ini.

LIN Bombana menilai, jika aparat hanya sibuk menindak pekerja tambang di lapangan, maka penegakan hukum hanyalah sandiwara murahan. “Penindakan harus menyasar aktor intelektual, para beking, dan siapa pun yang bermain di balik layar. Kalau aparat serius, bongkar siapa yang membiayai, siapa yang melindungi, dan siapa yang mendapat jatah dari tambang ilegal ini,” desak Ketua LIN dengan nada keras.

Lebih jauh, LIN mengingatkan bahwa kerusakan ekologis akibat tambang ilegal tidak bisa ditawar. Lahan yang digerus sembarangan sulit dipulihkan, air tanah bisa tercemar, ancaman banjir dan longsor akan membayangi warga Toburi. Semua itu bukan sekadar isu, tapi bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Sebagai bentuk komitmen, LIN Bombana memastikan segera melaporkan temuan ini ke aparat penegak hukum dengan tembusan ke Dinas ESDM dan Satpol PP. Mereka menegaskan akan terus mengawal kasus ini, sampai benar-benar ada tindakan nyata, bukan janji kosong.

LIN juga mengajak masyarakat untuk melawan dan berani bersuara. “Jangan takut melapor. Mafia tambang kuat bukan karena hebat, tapi karena rakyat diam. Kalau rakyat bergerak, tidak ada yang bisa melindungi kejahatan ini,” pungkasnya.

Tambang ilegal di Toburi kini menjadi cermin buram wajah penegakan hukum di Bombana. Pertanyaan besar pun muncul, apakah aparat berani menindak, atau justru ikut menikmati manisnya bisnis kotor ini? (AZR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *