Metro Kota

Bupati Bombana Tersulut Emosi di Depan Masyarakat Adat Moronene, Rapat Nyaris Memanas

75
×

Bupati Bombana Tersulut Emosi di Depan Masyarakat Adat Moronene, Rapat Nyaris Memanas

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Suasana rapat di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bombana pada mendadak tegang ketika Bupati Bombana, Ir. Burhanuddin, M.Si., terlihat menahan emosi usai menerima kritik terbuka dari perwakilan masyarakat adat Moronene

BOMBANA – SULTRAICON.COM.|| Suasana rapat di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bombana pada Senin (6/10/25) mendadak tegang ketika Bupati Bombana, Ir. Burhanuddin, M.Si., terlihat menahan emosi usai menerima kritik terbuka dari perwakilan masyarakat adat Moronene.

Awalnya, pertemuan tersebut direncanakan sebagai forum diskusi untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait pelestarian budaya lokal. Namun, jalannya rapat berubah panas ketika salah satu perwakilan masyarakat adat menyoroti motif “Rapa Dara” yang dinilai kontroversial dan dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai budaya Moronene. Kritik itu disampaikan secara terbuka di hadapan Bupati dan sejumlah pejabat daerah yang hadir.

Mendengar hal tersebut, Bupati Burhanuddin tampak tersulut emosinya. Dengan nada tinggi, ia menegaskan adanya batas jelas antara kritik kebijakan dan ranah pribadi.

“Kau boleh singgung kebijakan saya, tapi jangan kau singgung pribadi saya!” tegas Burhanuddin dengan suara meninggi di hadapan forum.

Pernyataan itu membuat suasana rapat sempat memanas. Beberapa peserta rapat terlihat saling bersahutan, sementara aparat dan pejabat lain berusaha meredakan ketegangan agar diskusi tidak berujung pada kericuhan.

Meski begitu, dinamika yang terjadi tidak membuat pertemuan berakhir buntu. Setelah dilakukan upaya menenangkan suasana, kedua pihak pemerintah daerah dan masyarakat adat akhirnya sepakat untuk melanjutkan pembahasan melalui dialog terbuka di kesempatan lain. Kesepakatan tersebut menjadi penanda bahwa komunikasi konstruktif masih diutamakan dalam menyelesaikan perbedaan pandangan.

Peristiwa ini sontak menjadi perhatian publik. Pasalnya, hubungan antara pemerintah dan masyarakat adat memegang peran penting dalam menjaga keharmonisan sosial sekaligus kelestarian budaya di Kabupaten Bombana. Banyak pihak menilai, kejadian tersebut menjadi pelajaran bahwa komunikasi yang sehat, transparan, dan saling menghargai sangat dibutuhkan untuk mencegah gesekan yang lebih besar. (AZR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *