Metro KotaDaerah

Kadis Kominfo Sultra Dorong Literasi Digital Etis untuk Perkuat Demokrasi

85
×

Kadis Kominfo Sultra Dorong Literasi Digital Etis untuk Perkuat Demokrasi

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr. M. Ridwan Badallah, S.Pd., MM., menjadi narasumber dalam Seminar Literasi Digital bertajuk “Merawat Demokrasi, Menangkal Disinformasi” yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) RI di Hotel Claro Kendari

KENDARI — SULTRAICON.COM.||
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr. M. Ridwan Badallah, S.Pd., MM., menjadi narasumber dalam Seminar Literasi Digital bertajuk “Merawat Demokrasi, Menangkal Disinformasi” yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) RI di Hotel Claro Kendari, Kamis (2/10/2025).

Acara ini dihadiri akademisi Universitas Halu Oleo (UHO), praktisi komunikasi, pegiat literasi digital, guru, pelajar, mahasiswa, komunitas jurnalis, hingga perwakilan pemerintah daerah. Seminar bertujuan memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi digital sebagai benteng menjaga kualitas demokrasi sekaligus menangkal ancaman disinformasi.

Dalam pemaparannya berjudul “Sultra Digital Berdaya, Membangun Literasi Konten Etis Lintas Generasi”, Ridwan menegaskan bahwa literasi digital tidak boleh dipahami sebatas sosialisasi, tetapi harus membentuk cara berpikir kritis yang solutif. “Kita sering mendengar kata literasi dan kadang disamakan dengan sosialisasi. Padahal literasi adalah kemampuan membangun cara berpikir kritis, bukan hanya mengkritik, tetapi kritis yang membangun dan bisa berkolaborasi dengan pemerintah dalam mewujudkan Sultra yang sejahtera,” ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana masyarakat Sultra mampu menunjukkan wajah demokrasi yang sehat dalam aksi demonstrasi yang berlangsung aman dan tertib. “Ini bukti kita sudah menjadi masyarakat berdemokrasi cerdas, dan patut diapresiasi,” kata Ridwan.

Lebih lanjut, Ridwan mengingatkan bahwa setiap individu kini bukan hanya konsumen, melainkan juga produsen konten digital. Hal ini membawa peluang sekaligus risiko serius seperti hoaks, ujaran kebencian, penipuan online, judi online, kebocoran data, hingga pornografi. “Tantangan literasi digital bukan hanya di kalangan muda, tetapi juga generasi tua yang masih rentan oversharing data pribadi, terjebak cyberbullying, atau mudah percaya hoaks,” jelasnya.

Data menunjukkan, tingkat penetrasi digital di Sultra telah mencapai 73,9 persen atau sekitar 2 juta pengguna dari total 2,8 juta penduduk. Namun, masih ada daerah yang menghadapi kendala infrastruktur digital, bahkan mengalami zero access. “Ini menjadi pekerjaan besar bagi kita semua,” tegasnya.

Dinas Kominfo Sultra sendiri telah menyiapkan sejumlah platform digital seperti Simdata dan website resmi pemerintah. Selain itu, berbagai komunitas seperti mahasiswa, wartawan, guru, hingga birokrasi digandeng untuk menjadi agent of change dalam literasi digital. Program literasi juga terus berjalan sejak 2004, bekerja sama dengan RRI dan sekolah-sekolah, menyasar isu-isu strategis mulai dari bahaya judi online, kesehatan digital, hingga pencegahan stunting. Tahun depan, cakupan program akan diperluas melalui Komunitas Informasi Masyarakat (KIM).

Ridwan menutup pemaparannya dengan menegaskan kembali empat pilar literasi digital, yakni kecakapan digital, keamanan digital, etika digital, dan budaya digital. “Kita harus mendorong masyarakat Sultra tidak sekadar melek digital, tapi juga cerdas, kritis, dan etis dalam memanfaatkan ruang digital. Literasi digital adalah kesadaran etis dan tanggung jawab dalam menjaga demokrasi,” pungkasnya.

Seminar ini diharapkan melahirkan kolaborasi lintas sektor yang berkesinambungan, melibatkan pemerintah, akademisi, media, komunitas, dan sektor swasta untuk memperkuat ekosistem literasi digital di Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara.

Reporter: Azr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *