DaerahEkonomi & BisnisKesehatanNasionalOpiniPendidikan

Program MBG Harus Dievaluasi: Dari Niat Mulia Jadi Ancaman Kesehatan Anak Bangsa

115
×

Program MBG Harus Dievaluasi: Dari Niat Mulia Jadi Ancaman Kesehatan Anak Bangsa

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari

KENDARI — SULTRAICON.COM.|| Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto sejatinya lahir dari niat mulia, yaitu memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing. Namun, sejak diluncurkan pada Januari 2025, program ini justru menuai persoalan serius. Data terbaru dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa ribuan siswa di seluruh Indonesia menjadi korban keracunan massal akibat mengonsumsi makanan MBG.

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat 6.452 siswa telah menjadi korban per 21 September 2025. Laporan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyebutkan 5.626 kasus di 17 provinsi, sementara Badan Gizi Nasional (BGN) juga melaporkan 4.711 korban hingga 22 September 2025.

Sedangkan Pemerintah sendiri, melalui KSP, Kemenkes, dan BPOM, mengakui angka keracunan sudah melampaui lima ribu siswa dengan rincian BGN mencatat 5.080 korban, Kemenkes 5.207, dan BPOM 5.320 orang. Angka ini menunjukkan masalah yang sistemik dan tidak bisa dianggap remeh.

Kondisi tersebut juga nyata terjadi beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Di SMKN 1 Kabupaten Konawe, sebanyak 11 siswa harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program MBG. Kasus serupa juga dilaporkan di Kolaka Timur, di mana puluhan siswa mengalami keluhan yang sama.

Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari, Ruslan, menyampaikan keprihatinannya dengan tegas. “Keracunan massal yang terus terulang bukanlah kesalahan kecil, melainkan kegagalan sistemik. Anak-anak yang seharusnya dilindungi melalui program MBG justru terpapar risiko kesehatan. Saya mendesak Presiden Prabowo Subianto segera membentuk tim investigasi nasional yang independen dan profesional untuk menelusuri setiap aspek, mulai dari dapur, bahan baku, pengolahan, distribusi, hingga pengawasan mutu.”

“Kapolda Sulawesi Tenggara juga harus mengusut tuntas dugaan kelalaian atau penyalahgunaan dalam pelaksanaan MBG di Sultra. Bila terbukti, pihak yang bertanggung jawab harus diproses hukum hingga jerat pidana,” lanjut Ruslan

Ruslan menambahkan bahwa program MBG tidak boleh berhenti sebagai jargon politik atau proyek seremonial belaka. Menurutnya, tujuan utama program ini adalah memastikan kebutuhan gizi anak-anak Indonesia terpenuhi. Jika dalam praktiknya justru menimbulkan korban, maka ada yang salah dan harus segera dibenahi secara total. Ia menegaskan bahwa anak-anak Indonesia berhak atas makanan yang aman, sehat, dan bergizi, bukan justru terancam keselamatannya.

BEM UM Kendari menilai bahwa keselamatan generasi penerus bangsa harus menjadi prioritas utama. Program MBG hanya akan benar-benar bermanfaat jika dikelola dengan penuh tanggung jawab, diawasi secara ketat, serta dijalankan dengan transparansi dan akuntabilitas. Tanpa langkah konkret dan pembenahan serius, program yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional bisa berubah menjadi bencana kesehatan bagi anak-anak bangsa.

Penulis : Ruslan (Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *